DAMPAK PEMANFAATAN SISTEM E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SDM


DAMPAK PEMANFAATAN SISTEM E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SDM


Pengertian E-Learning Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic Learning disingkat E-Learning) merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar. ELearning merupakan dasar dari konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Menggunakan e-learning, peserta ajar (learner) dapat berperan aktif dalam pencarian informasi maupun pengetahuan baru. Salah satu dari definisi dari e-learning diberikan oleh Gilbert dan Jones yaitu pengiriman materi pembelajaran melalui media elektronik seperti internet, intanetekstanet, satelit broadcast, audio/video tape, interactive TV, CD Room, dan computer based training (CBT). E-Learning adalah sistem pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat untuk membantu kegiatan pembelajaran. Implementasi penggunaan e-learning yang ada pada saat ini sangat bervariasi, namun semua itu didasarkan pada prinsip atau konsep bahwa e- learning yang dimaksud sebagai upaya pendistribusian materi pembelajaran melalui media elektronik atau internet.
Menurut bahwa terdapat tiga karakteristik penting dalam pembelajaran e-learning:
·       Pertama, e-learning berkaitan dengan jaringan elektronik yang memungkinkan informasi dan instruksi disampaikan.
·       Kedua, e-learning disampaikan pada learner mengggunakan komputer dengan teknologi internet.
·       Ketiga, pada solusi pembelajaran yang melebihi pelatihan tradisional termasuk penyampaian informasi dan alat untuk meningkatkan kinerja.
Pengertian Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan Pengembangan merupakan kegiatan yang bermaksud memperbaiki dan mengembangkan sikap, perilaku, keterampilan, dan pengetahuan para karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan. Pelatihan dan pengembangan ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi kerja para karyawan.
Pengertian Kinerja Karyawan Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang atau keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemingkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Menurut bahwa: “kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Menurut0020kinerja karyawan adalah hasil proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi yang bersangkutan.
MENYAMBUT TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Dengan melihat dan memahami gelombang inovasi teknologi informasi, maka semakin tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi sangat baik untuk diterapkan dalam suatu organisasi. Organisasi yang dimaksud adalah dalam sekup luas, bisa organisasi bisnis, organisasi sosial, bahkan organisasi di bidang pendidikan. Salah satu organisasi yang menyambut baik perkembangan teknologi informasi ini adalah organisasi pendidikan baik itu sekolah dasar, menengah, sekolah tinggi, institute, universitas, dan institusi-institusi lain di bidang pendidikan. Sambutan yang baik tersebut dibuktikan dengan banyaknya Sistem Informasi Akademik yang diterapkan oleh sekolah dan Universitas untuk memudahkan siswa, mahasiswa, guru, dosen, dan seluruh civitas akademika melakukan transaksi di bidang pembelajaran.
Teknologi informasi mampu memberikan kemudahan pihak pengelola menjalankan kegiatannya dan meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas sekolah dimata siswa, orang tua siswa, dan masyakat umumnya. Penerapan teknologi informasi untuk menunjang proses pendidikan telah menjadi kebutuhan bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas bagi manajemen pendidikan. Keberhasilan dalam peningkatan efisiensi dan produktivitas bagi manajemen pendidikan akan ikut menentukan kelangsungan hidup lembaga pendidikan itu sendiri.
Penghematan waktu dan kecepatan penyajian informasi akibat penerapan teknologi informasi tersebut akan memberikan kesempatan kepada guru dan pengurus sekolah untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan pembinaan kepada siswa. Dengan demikian siswa akan merasa lebih dimanusiakan dalam upaya mengembangkan kepribadian dan pengetahuannya.
Manfaat dari penerapan teknologi informasi di institusi pendidikan menurut Juniwati dalam (http://www.kamadeva.com/index-menu-news-newsid-tiduniapendidikan.htm.) adalah:
·       Penyimpanan dan pengolahan data siswa, staf, keuangan, dan asset sekolah
·       Analisis perkembangan kinerja siswa, guru, dan sekolah dari periode ke periode
·       Penyediaan informasi tentang perkembangan studi siswa kepada Guru Wali dan Orang Tua
·       Penyediaan informasi untuk mendukung pelaporan kepada Kantor Dinas Pendidikan yang terkait dengan Ujian Akhir Nasional (UAN) dan Badan Akreditasi Sekolah (BAS)
·       Pengolahan data menjadi informasi untuk mendukung pengambilan keputusan
·       Pengelolaan perpustakaan termasuk katalogisasi buku-buku, penelusuran buku, proses peminjaman dan pengembalian buku, status keberadaan buku, dan penetapan jumlah denda.
·       Penyediaan komunikasi yang berupa instant messaging kepada stakeholder-nya dengan memanfaatkan teknologi internet dan teknologi komunikasi nirkabel.
Melihat perkembangan teknologi informasi yang luar biasa cepat serta penggunaannya yang sangat banyak diminati khususnya oleh organisasi pendidikan memunculkan beberapa dampak positif dan negatif. Menurut Rochaety (2005:75-76) dampak positif diadakannya dan diterapkannya teknologi informasi pada organisasi pendidikan adalah kinerja organisasi lebih efisien karena teknologi informasi dapat menghapus posisi penyambung komunikasi dari dua tempat yang berkepentingan, juga menghapuskan batas waktu untuk operasi internasional. Selain itu, siswa atau mahasiswa bisa melaksanakan pembelajaran dengan berbasis internet yang biasa disebut dengan e-learning sehingga pembelajarannya lebih praktis dan hasil atau mutu dari pembelajarannya tidak kalah bagus dengan pembelajaran klasikal. Namun, dampak negatif yang dimunculkan dari diterapkannya teknologi informasi ini di organisasi pendidikan adalah terjadinya pengurangan tenaga kerja karena pekerjaan yang dulunya dikerjakan oleh manusia sudah tergantikan oleh teknologi inforasi yang berkembang. Hal ini akan menyebabkan menambahnya angka pengangguran.
Dari berbagai uraian di atas, penulis dapat menarik suatu gambaran bahwa teknologi informasi yang berkembang luar biasa cepat ini membawa dua dampak yaitu positif dan negatif. Namun, terlepas dari dampak tersebut, terlihat bahwa berbagai organisasi khususnya organisasi pendidikan menyambut dengan baik perkembangan teknologi informasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya sekolah dan universitas yang menerapkan teknologi informasi. Keputusan yang diambil oleh sekolah dan perguruan tinggi dalam menerapkan teknologi informasi memang sangat baik apabila disesuaikan dengan kondisi dari sekolah atau universitas karena memang banyak sekali manfaat serta dampak postif yang diperoleh dari penerapan teknologi informasi. Namun, sekolah dan universitas juga harus mempersiapkan strategi untuk menghadapi dapak negatif dari penerapan teknologi informasi yaitu pengurangan tenaga kerja yang nantinya berimbas pada meningkatnya angka pengangguran. Untuk itu, diperlukan suatu strategi untuk mengatasi maslah tersebut. Salah satu caranya adalah memadukan antara teknologi informasi dengan sumber daya manusia agar tidak terjadinya peningkatan pengangguran.
·       MODEL PEMBELAJARAN DENGAN E-LEARNING
Metode pembelajaran tradisional saat ini memerlukan sebuah perubahan dalam kaitannya dengan proses adaptif dan mempersiapkan para peserta didik agar siap menjadi knowledge workers, dimana ilmu pengetahuan menjadi faktor yang sangat penting. Berdasarkan penelitian UNESCO dan World Bank (Rochaety, 2005:76), pada negara berkembang sangat diperlukan adanya perubahan pendekatan dan paradigma pembelajaran. Apabila tidak dilakukan, maka negara berkembang tidak akan mampu bersaing di era ekonomi yang berlandaskan ilmu pengetahuan. Pada era ini mengharuskan para pekerjanya secara cepat menemukan berbagai informasi yang diperlukan serta mempergunakan informasi tersebut untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu, muncullah model pembelajaran e-learning.
Pembelajaran e-learning ( Rochaety, 2005:76) adalah perpaduan antara metode tatap muka dengan metode online (via internet dan berbagai pengembangan teknologi informasi lainnya). Sedangkan dalam blog e-learning, e-learning  merupakan suatu sistem pembelajaran dengan menggunakan peralatan tambahan untuk dapat menggunakannya dalam hal ini yang digunakan adalah komputer serta software penunjang lainnya seperti adobe macromedia flash player dan java. Jadi, dari pendapat di atas, maka dapat diambil simpulan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran e-learning adalah suatu model pembelajaran secara konvensional yang dipadukan dengan teknologi informasi sehingga mempermudah siswa dalam penerimaan materi ajar.
Proses pembelajaran secara online dapat dilakukan dengan cara berikut :
·       Proses pembelajaran secara konvensional (lebih banyak face to face meeting) dengan tambahan pembelajaran melalui media interaktif komputer via internet atau menggunakan grafik interaktif komputer.
·       Dengan metode campuran, yakni secara umum sebagian besar proses pembelajaran dilakukan melalui komputer, namun tetap juga memerlukan face to face meeting untuk kepentingan tutorial atau mendiskusikan bahan ajar.
·       Metode pembelajaran yang secara keseluruhan hanya dilakukan secara online, metode ini sama sekali tidak ditemukan face to face meeting.
Model pembelajaran yang dikembangkan melalui e-learning menekankan pada resourse based learning, yang juga dikenal dengan learner-centered learning. Dengan model ini, peserta didik mampu mendapatkan bahan ajar dari tempatnya masing-masing. Keuntungan model pembelajaran seperti ini adalah tingkat kemandirian peserta didik menjadi lebih baik dan kemampuan teknik komunikasi mereka menunjukkan kemajuan yang menggembirakan. Resourse based learning dilengkapi dengan virtual library dan call center. Komitmen terhadap model pembelajaran tersebut ditentukan dengan formula pada tahun pertama peserta didik hanya mendapatkan bahan ajar melalui CD-ROM, tahun kedua hingga tahun keempat mereka mendapatkan bahan ajar melalui website. Kemudian dikembangkan lagi ke sistem instruksi yang berbasis jaringan yang disebut Virtual Online Instructional Support Sistem (VOISS). Dengan VOISS, peserta didik dimungkinkan untuk mendownload tugas-tugas, membaca arahan dari staf pengajar, mengikuti kuis secara online, melihat jadwal kelas, menerima atau mengirim e-mail kepada sesama peserta didik, bahkan dimungkinkan untuk melihat hasil tes mereka, kapan dan dimana saja. Dengan VOISS juga dimungkinkan adanya forum diskusi interaktif yang dapat melibatkan peserta didik dengan staf pengajar mereka tanpa harus berkumpul dalam sebuah ruangan serta mampu menghubungkan seorang staf pengajar dengan sejumlah peserta didik dari suatu wilayah geografis.
Walaupun demikian, e-learning tidak benar-benar menjadi alternatif proses pembelajaran yang menggantikan proses pembelajaran tradisional secara holistik, melainkan hanya sebagai pelengkap. Kombinasi keduanyalah yang akan menghasilkan sinergi yang produktif. Proses pembelajaran secara fisik di sekolah akan menjaga nilai dari human interaction, sedangkan e-learning akan memberikan akses pada knowledge resource yang sangat kaya dari internet.
·       Dampak e-learning
E-learning berdampak besar pada dunia pendidikan. Para pelajar merasakan pola belajar yang berbeda dibandingkan kelas konvensional. Para pelajar dapat memilih sendiri cara belajar yang dirasa paling cocok dengan kepribadian mereka ketika mengikuti kelas e-learning. Para pendidik juga merasakan dampak dari penggunaan e-learning terhadap metode pengajaran yang digunakan. Mereka perlu melakukan adaptasi dalam cara pengajaran yang disampaikan yang tentunya berbeda dengan metode konvensional. Selain itu juga diperlukan keahlian dalam menyediakan materi pembelajaran yang menarik untuk digunakan melalui sistem e-learning dan menggunakan fitur-fitur yang disediakan pada sistem e-learning dengan optimal dan efisien.
Namun selain dampak positif dari e-learning, perlu diperhatikan pula segi pembiayaannya yang relatif mahal. Jika dibandingkan dengan kelas konvensional, biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan e-learning ternyata lebih besar karena infrastruktur yang dibutuhkan untuk kelangsungan e-learning juga menuntut investasi yang besar. Perbedaan biaya ini bisa terjadi karena memang dunia pendidikan e-learning sangat jauh berbeda dengan dunia pendidikan konvensional, sehingga keahlian dan infrastruktur yang dibutuhkan jauh berbeda. Infrastruktur ini bukan hanya terdiri dari infrastruktur teknologi, tetapi juga mencakup infrastruktur non-teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung jalannya e-learning, seperti misalnya biaya penyediaan materi, biaya pemasaran dan juga biaya sumber daya manusia yang dibutuhkan. Biaya-biaya ini tentunya akan semakin besar seiring dengan kualitas yang ingin dicapai melalui e-learning.
Adanya masalah biaya ini menyebabkan beberapa institusi pendidikan yang memiliki keterbatasan finansial memilih untuk bekerja sama dengan institusi pendidikan lain atau perusahaan penyedia layanan pengembangan sistem e-learning untuk menyelenggarakan e-learning. Tetapi perusahaan yang memiliki cukup dana dapat mengembangkan sendiri sistem e-learning yang digunakannya dan bahkan pada beberapa kasus, sistem tersebut dapat juga digunakan oleh pihak eksternal perusahaan. Walau biayanya sangat besar, e-learning tetap menarik perhatian karena e-learning menawarkan suatu yang sangat berbeda dan tidak dimiliki oleh kelas konvensional.
KESIMPULAN
Gelombang inovasi teknologi terjadi melalui beberapa tahap yakni diantaranya adalah tahap pertama difokuskan untuk peningkatan produktivitas dan memperkecil biaya, tahap kedua difokuskan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan peralatan computer melalui pembangunan jaringan computer, tahap ketiga difokuskan untuk menghasilkan keuntungan lewat pembangunan program sistem informasi, tahap keempat difokuskan untuk membantu proses pengambilan keputusan, tahap kelima difokuskan untuk meraih pelanggan, dan tahap keenam mengembangkan sistem jaringan tanpa kabel. Gelombang inovasi teknologi yang berkembang pesat mendapat sambutan baik di dunia pendidikan. Banyak organisasi pendidikan yang menerapkan teknologi informasi, dan salah satu bentuk nyatanya adalah diberlakukannya sistem informasi akademik dan e-learning. E-learningmerupakan proses pembelajaran yang memadukan antara metode tatap muka dengan metode online. Dengan diberlakukannya metode e-learning ini banyak damapk positif yang diterima dan terdapat dampak negatif pula. Untuk itu perlu diadakan analisis kebutuhan dan strategi-strategi untuk menerapkan metode pembelajaran e-learning agar proses pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan mencapai tujuan pedidikan.
Salah satu hal yang penting dalam penerapan teknologi innformasi di dunia pendidikan adalah pendekatan human-centered. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang digunakan dalam manajemen informasi yang menekankan pada pemikiran bagaimana orang menggunakan informasi. Dalam pendekatan human-centered, teknologi dan proses didesain untuk membuat sistem kerja manusia menjadi lebih efektif dan memuaskan. Disini, titik tekannya adalah manusia harus mampu untuk menguasai, mengoperasikan, serta mengendalikan informasi dengan berbasis teknologi yang ada. Selain itu, unsure-unsur penting dalam penggunaan atau penerapan teknologi adalah keamanan sistem informasi, moral, etika, dan hukum teknologi informasi. Dalam menggunakan serta memanfaatkan teknologi informasi, kita harus tetap memperhatikan moral, etika, serta hukum yang berlaku, dan tetap menjaga keamanan sistem informasi.
Apa saja bukti pengaruh media sosial kehidupan Anda?
Apa dampak dari media sosial seperti Facebook, Twitter atau Instagram menurut sains terhadap kesehatan mental Anda. 
Tiga milliar orang, sekitar 40% populasi dunia, menggunakan media sosial- dan menurut sejumlah laporan, kita menghabiskan rata-rata dua jam setiap hari untuk membagikan, menyukai, menulis cuitan dan memperbaharui perangkat ini. Artinya sekitar setengah juta cuitan dan foto Snapchat dibagikan setiap menit.
Ketika media sosial memiliki peran besar terhadap kehidupan kita, apakah kita dapat mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan jiwa serta waktu kita? Apa sesungguhya bukti yang ditemukan?
Karena media sosial masih baru bagi kita, masih terbatas pula kesimpulan-kesimpulan yang cukup tegas. Riset yang ada kebanyakan bersandar pada pelaporan mandiri, yang seringkali tak kredibel. Dan mayoritas studi menfokuskan pada Facebook. Artinya, ini merupakan area riset yang berkembang pesat, dan berbagai petunjuk mulai bermunculan. BBC Future mengkaji penemuan sains tersebut:
STRES
Orang menggunakan media sosial untuk melampiaskan segalanya mulai dari layanan konsumen hingga politik, namun kelemahannya adalah seringkali unggahan kita menyerupai stres yang tak ada habisnya. Pada 2015, peneliti pada  Pew Research Center yang berbasis di Washington DC berupaya untuk mengetahui apakah media sosial lebih menyebabkan stres dan bukannya menguranginya.
Dalam survei yang melibatkan 1.800 orang, perempuan disebutkan lebih mengalami stres dibandingkan laki-laki. Ditemukan Twitter menjadi “penyumbang penting” karena meningkatkan kesadaran mereka akan tekanan yang dialami orang lain.
Namun Twitter juga bertindak sebagai mekanisme penanggulangan – dan semakin banyak perempuan menggunakannya, semakin berkurang stres mereka. Efek yang sama tidak ditemukan pada pria, yang disebutkan peneliti bahwa lebih memiliki hubungan yang berjarak dengan media sosial. Secara keseluruhan para peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan media sosial terkait dengan stres “dengan tingkat yang lebih rendah”.
SUASANA HATI
Pada 2014, peneliti di Austria menemukan bahwa mood atau suasana hati para responden mereka lebih rendah setelah menggunakan Facebook selama 20 menit dibandingkan mereka yang hanya berselancar di internet. Studi menunjukkan bahwa orang merasa seperti itu karena mereka melihat hal itu membuang waktu.
Suasana hati yang baik atau buruk juga menyebar antar orang di media sosial, menurut peneliti dari Universitas California, yang menilai konten emosional dari lebih satu milliar unggahan status dari lebih 100 juta pengguna Facebook antara 2009 dan 2012.
Cuaca buruk meningkatkan jumlah unggahan negatif sampai 1%, dan peneliti menemukan bahwa satu unggahan negatif seseorang di kota yang sering diguyur hujan mempengaruhi 1,3 postingan negatif lainnya dari handai taulan yang tinggal di kota yang panas. Berita baiknya adalah unggahan yang menyenangkan memiliki pengaruh yang lebih kuat; masing-masing menginspirasi lebih dari 1,75 unggahan ceria. Apakah sebuah unggahan bahagia dapat mendorong meningkatkan suasana hati, masih belum jelas juga.
KECEMASAN
Para peneliti mengkaji kecemasan yang disebabkan media sosial, ditandai dengan perasaan gelisah dan khawatir, dan susah tidur dan berkonsentrasi. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Computers and Human Behaviour menemukan bahwa orang-orang yang menggunakan tujuh atau lebih jenis media sosial bisa menderita tiga kali atau lebih gejala kecemasan dibandingkan mereka yang hanya menggunakan 0-2 media sosial.
Masih tak jelas jika dan bagaimana media sosial menyebabkan kegelisahan. Peneliti dari Universitas Babes-Bolyai di Romania mengkaji penelitian yang sudah ada mengenai hubungan antara kecemasan sosial dan jejaring sosial pada 2016, dan hasilnya masih beragam. Mereka menyimpulkan bahwa dibutuhkan penelitian lebih jauh.
DEPRESI
Sementara sejumlah penelitian menemukan kaitan antara depresi dan penggunaan media sosial, berkembang penelitian mengenai bagaimana media sosial dapat benar-benar menjadi alat untuk maksud dan tujuan yang bagus.
Dua penelitian yang melibatkan lebih dari 700 siswa menemukan bahwa gejala depresi, seperti suasana hati yang rendah dan perasaan tidak berarti dan tanpa harapan, terkait dengan kualitas interaksi online. Para peneliti menemukan gejala depresi yang lebih tinggi di antara mereka yang dilaporkan memiliki lebih banyak interaksi negatif.
Sebuah studi serupa yangdilakukan pada 2016 melibatkan 1.700 orang menemukan risiko depresi dan kecemasan mencapai tiga kali lipat di antara orang-orang yang paling banyak menggunakan platform media sosial. Penyebabnya, perkiraan mereka, termasuk perundungan siber, memiliki pandangan terdistorsi mengenai kehidupan orang lain, dan merasa menghabiskan waktu di media sosial merupakan sebuah pemborosan waktu.
Bagaimanapun, seperti yang dieksplorasi BBC Future pada bulan ini, para saintis juga mengkaji bagaimana media sosial dapat digunakan untuk mendiagnosa depresi, yang dapat membantu orang untuk mendapatkan perawatan lebih dini. Para peneliti untuk Microsoft mensurvei 476 orang dan menganalisa profil Twitternya untuk mencari kata-kata depresif, gaya bicara, hubungan dan emosi. Lalu mereka mengembangkan pengklasifikasian yang secara akurat dapat memprediksi depresi sebelum menimbulkan gejala pada tujuh dari 10 kasus.
Tahun lalu, para peneliti dari Universitas Havard dan Vermont menganalisa 166 foto orang di Instagram untuk menciptakan perangkat serupa dan menghasilkan tingkat keberhasilan yang sama.
TIDUR
Dulu manusia menghabiskan waktu mereka di malam hari dalam kegelapan, namun kita kita dikelilingi dengan pencahayaan buatan sepanjang siang dan malam hari. Para peneliti telah menemukan bahwa cahaya buatan ini dapat menghambat produksi hormon melatonin pada tubuh yang memudahkan untuk tidur. Dan cahaya biru, yang dipancarkan layar telepon pintar dan laptop dianggap sebagai biang keladinya. Dengan kata lain, jika Anda berbaring di atas bantal pada malam hari dengan mengecek Facebook dan Twitter, tidur Anda akan gelisah.
Tahun lalu, para peneliti dari Universitas Pittsburgh bertanya pada 1.700 orang dengan rentang usia 18- sampai 30-tahun mengenai kebiasaan menggunakan media sosial dan tidur mereka. Para peneliti menemukan sebuah kaitan gangguan tidur – dan menyimpulkan cahaya biru merupakan salah satu penyebabnya. Seberapa sering mereka login, dan bukan brapa waktu yang dihabiskan di situs media sosial, diperkirakan merupakan penyebab dari gangguan tidur, yang menunjukkan sebuah sikap “pengecekan (media sosial) yang obsesif”, seperti dijelaskan oleh peneliti.
Para peneliti mengatakan masalah ini dapat disebabkan oleh gairah psikologis sebelum tidur, dan cahaya terang dari perangkat kita dapat menghambat ritme. Tetapi mereka tak dapat memastikan apakah media sosial menyebabkan gangguan tidur, atau apakah mereka yang terganggu tidurnya menghabiskan waktu lebih lama di media sosial.
KECANDUAN
Meskipun pendapat dari sejumlah peneliti menyebutkan bahwa menulis cuitan mungkin lebih sulit dicegah dibandingkan dengan rokok dan alcohol, kecanduan media sosial tidak termasuk dalam diagnosa manual untuk gangguan kesehatan mental. Disebutkan, media sosial berubah lebih cepat dari yang dapat ikuti oleh para ilmuwan, jadi berbagai kelompok berupaya untuk melakukan studi perilaku kompulsif terkait dengan penggunaannya- sebagai contoh ilmuwan dari Belanda telah membuat skala mereka sendiri untuk mengidentifikasi kemungkinan kecanduan.
Dan jika kecanduan media sosial memang ada, itu akan merupakan sebuah tipe kecanduan internet- dan itu tergolong merupakan sebuah gangguan (kesehatan). Pada 2011, Daria Kuss dan Mark Griffiths dari Universitas Nottingham Trent di Inggris menganalisa 43 studi sebelumnya yang mengkaji masalah tersebut, dan menyimpulkan bahwa kecanduan media sosial merupakan gangguan mental yang “mungkin” membutuhkan perawatan profesional.
Mereka menemukan bahwa penggunaan berlebihan berkaitan dengan adanya masalah dalam hubungan, pencapaian akademik buruk dan kurang berpartisipasi dalam komunitas yang tidak terkait dengan internet. Disimpulkan pula bahwa mereka yang lebih rentan terhadap kecanduan media sosial antara lain mereka yang memiliki ketergantungan pada alkohol, orang yang sangat tertutup, dan mereka yang menggunakan media sosial sebagai kompensasi karena kurangnya hubungan pada kehidupan nyata.
KEPERCAYAAN DIRI
Majalah perempuan dan penggunaan model dengan berat badan rendah dan foto yang diedit sejak dulu disebut mengacau-balaukan kepercayaan diri perempuan muda. Namun saat ini, media sosial dengan filter dan pencahayaan serta sudut pengambilan gambar yang cerdas, menjadi perhatian para aktivis.
Situs media sosial membuat separuh penggunanya merasa tidak puas, menurut survei yang melibatkan 1.500 orang oleh sebuah badan pendukung kaum disabilitas, Scope. Dan separuh dari orang berusia 18-34 tahun mengatakan hal itu membuat mereka merasa tidak menarik.
Sebuah studi yang dilakukan pada 2016 lalu di Penn State University menunjukkan bahwa melihat swafoto seseorang menurunkan kepercayaan diri, karena para pengguna membandingkan diri mereka dengan foto orang yang tampak paling bahagia. Para peneliti dari Universitas Strathclyde, Universitas Ohio dan Universitas Iowa juga menemukan bahwa perempuan membandingkan dirinya secara negatif terhadap swafoto perempuan lain.
Tetapi bukan hanya swafoto yang dapat menurunkan kepercayaan diri. Sebuah studi pada 1.000 orang Swedia pengguna Facebook menemukan bahwa perempuan yang menghabiskan waktu lebih banyak di Facebook dilaporkan merasa kurang bahagia dan kurang percaya diri. Para peneliti menyimpulkan: “Ketika pengguna Facebook membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan orang lain yang tampak lebih sukses dalam karir dan memiliki hubungan yang bahagia, mereka dapat merasa bahwa kehidupan mereka kurang sukses dibandingkan dengan mereka.”
Namun, salah satu studi terbatas mengisyaratkan bahwa dengan melihat profil Anda sendiri, bukan orang lain, mungkin memberikan peningkatan ego. Para peneliti dari Universitas Cornell di New York menempatkan 63 mahasiswa dalam kelompok yang berbeda. Sebagai contoh, beberapa duduk dengan cermin yang diletakkan di layar computer, sementara yang lainnya duduk di depan foto profil Facebook mereka sendiri.
Facebook memiliki dampak yang positif terhadap kepercayaan diri dibandingkan dengan aktivitas lain yang meningkatkan kesadaran diri. Para peneliti menjelaskan cermin dan foto-foto membuat kita membandingkan diri kita sendiri dengan standar sosial, sementara melihat profil kita sendiri di Facebook mungkin meningkatkan kepercayaan diri karena lebih mudah mengendalikan bagaimana kita menampilkan diri kepada dunia.
KESEJAHTERAAN JIWA
Dalam sebuah penelitian dari 2013, para peneliti menulis pesan terhadap 79 peserta lima kali dalam sehari selama 14 hari, menanyakan bagaimana perasaan mereka dan bagaimana mereka menggunakan Facebook sejak pesan terakhir. Makin banyak waktu yang dihabiskan di situs, makin buruk perasaan mereka sesudahnya, makin turun pula kepuasaan hidup mereka seiring bertambahnya waktu.
Namun penelitian yang lain telah menemukan, bahwa bagi sejumlah orang, media sosial dapat meningkatkan kesejahteraan jiwa mereka. Peneliti pemasaran Jonah Berger dan Eva Buechel menemukan bahwa orang yang secara emosional tak stabil tampaknya lebih sering mengunggah emosi mereka, yang dapat membantu mereka mendapatkan dukungan dan bangkit setelah mendapatkan pengalaman yang negatif.
Secara keseluruhan, dampak media sosial terhadap kesejahteraan merupakan hal yang ambigu, menurut sebuah makalah yang ditulis oleh para peneliti dari Belanda pada tahun lalu. Bagaimanapun, mereka memperkirakan bahwa ada bukti yang lebih jelas mengenai dampak terhadap salah satu kelompok orang: media sosial memiliki banyak efek negatif terhadap kesejahteraan bagi mereka yang secara sosial lebih terkucil.
HUBUNGAN
Jika Anda pernah berbicara dengan seorang teman yang tengah mengecek Instagramnya melalui telepon genggamnya, Anda mungkin bertanya-tanya apa akibat media sosial terhadap hubungan orang. Bahkan kehadiran telepon dapat menganggu interaksi kita, terutama ketika kita berbicara mengenai sesuatu yang penting, menurut sebuah studi terbatas. Para peneliti yang menulis dalam Journal of Social and Personal Relationships,menugaskan 34 pasangan yang tak saling kenal agar melakukan percakapan selama 10 menit mengenai sebuah peristiwa menarik yang terjadi pada mereka baru-baru ini. Masing-masing pasangannya duduk di dalam sebuah bilik, dan separuh dari mereka menaruh telepon genggamnya di atas meja.
Mereka yang sering mengintip telepon genggam kurang meyakinkan ketika diminta mengingat interaksi mereka, melakukan percakapan yang kurang berarti dan dilaporkan merasa kurang dekat dengan mitra mereka dibandingkan dengan orang lain yang memiliki buku catatan di atas mejanya.
Hubungan romatis juga tidak kebal. Peneliti di Universitas Guelph di Kanada melakukan survei pada 300 orang berusia 17-24 tahun pada 2009 lalu mengenai apakah ada kecemburuan ketika menggunakan Facebook. Pertanyaannya antara lain, ‘Seberapa besar Anda merasa cemburu setelah pasangan Anda menambah teman lawan jenis yang tidak dikenal?’.
Perempuan menghabiskan lebih banyak waktu di Facebook dibandingkan laki-laki, dan secara signifikan lebih merasa cemburu ketika mengaksesnya. Para peneliti menyimpulkan mereka “merasa lingkungan Facebook menciptakan perasaan tersebut dan meningkatkan kekhawatiran mengenai kualitas hubungan mereka”.
IRI
Dalam sebuah studi yang melibatkan 600 orang dewasa, sekitar sepertiganya mengatakan media sosial telah membuat mereka merasakan emosi negatif- kebanyakan frustasi- dan iri merupakan salah satu penyebab utama. Ini dipicu oleh kecenderungan membandingkan kehidupan mereka dengan yang lain dan penyebab tamanya adalah foto orang lain yang sedang melancong. Perasaan iri hati menyebabkan sebuah “pusaran kecemburuan”, di mana orang beraksi dengan iri dengan menambahkan konten serupa yang membuat mereka iri pada profil mereka.
Bagaimanapun, iri hati bukanlah sebuah emosi yang destruktif- hal itu seringkali membuat kita bekerja lebih keras, menurut para peneliti dari Universitas Michigan dan Universitas Wisconsin-Milwaukee. Mereka bertanya pada 380 mahasiswa untuk melihat pada foto-foto dan tulisan dari Facebook dan Twitter yang dapat “menimbulkan iri hati”, termasuk unggahan tentang barang-barang mahal, bepergian untuk liburan dan bertunangan. Namun tipe iri hati yang ditemukan para peneliti merupakan “iri jinak”, yang mereka sebut menyebabkan orang bekerja lebih keras.
KESEPIAN
Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Preventive MedicineAmerika pada tahun lalu, mensurvei 7.000 orang yang berusia 19 sampai 32 tahun dan menemukan bahwa mereka yang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial, memiliki risiko dua kali lipat untuk mengalami keterkucilan sosial, yang meliputi rendahnya rasa sosial, kurang hubungan dengan sesama dan menjalani hubungan dengan berarti.
Para peneliti menyebutkan, menghabiskan waktu lebih banyak di media sosial dapat menggantikan interaksi tatap muka, tapi juga dapat membuat orang merasa terasing.
“Paparan terhadap penggambaran yang sangat ideal tentang kehidupan rekan sebaya memunculkan perasaan iri hati dan keyakinan yang keliru bahwa orang lain lebih bahagia dan memiliki kehidupan yang lebih sukses, yang mungkin meningkatkan perasaan keterkucilan sosial. “
KESIMPULAN
Sangat jelas bahwa belum cukup bahan untuk menarik kesimpulan yang kuat. Bagaimanapun, bukti-bukti menunjuk pada satu arah: media sosial mempengaruhi orang secara berbeda, tergantung pada kondisi dan kepribadian yang sudah ada sebelumnya.
Seperti makanan, judi dan banyak godaan lainnya di zaman modern, mungkin bagi sejumlah individu tidak disarankan penggunaan berlebihan. Namun di saat yang sama, bisa juga salah mengatakan bahwa media sosial secara universal merupakan sesuatu yang buruk, karena jelas membawa juga banyak manfaat bagi kehidupan kita.
ANALISIS ARTIKEL DAN KAITANNYA DENGAN TEORI PSIKOLOGI
Sisi Psikologis Belajar dengan Menggunakan E-Learning
Inovasi dalam pembelajaran kognitif sains diantaranya adalah Model pembelajaran berbasis teknologi informasi (web) yakni perkembangan teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap inovasi model pembelajaran. Diawali dari penggunaan komputer dalam pembelajaran secara offline, kemudian berkembang dengan penggunaan web dalam pembelajaran secara online. Penemuan teknologi yang dapat digunakan sebagai fasilitas pendidikan seperti komputer, CD-ROM & LAN telah mendorong inovasi model pembelajaran. E-learning memberikan pengaruh besar dalam inovasi model pembelajaran. E-Learning identik dengan penggunaan teknologi internet untuk menyampaikan materi kuliah. Hal terakhir yang akan dibahas adalah isu yang dipandang dari perspektif pelajar, yaitu sisi psikologis mereka dalam mengikuti pelajaran melalui sistem e-learning. Hal ini menjadi isu yang paling utama karena pelajar adalah aktor yang paling utama dalam suatu proses pembelajaran. Dalam bagian ini, sisi motivasi, disiplin diri, dan emosi adalah tiga hal yang akan dibahas untuk menganalisa efektivitas proses pembelajaran dari sisi pelajar.
1.    Motivasi
Teori Motivasi Abraham Maslow. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).Seberapa kuat  motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitasperilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupanlainnya. Motivasi sangat mempengaruhi sukses atau tidaknya seseorang dalam melakukan sesuatu.Motivasi juga berfungsi sebagai pendorong individu untuk memulai maupun meneruskankegiatannya. E-learning sebagai suatu aktivitas juga menuntut para pelajar untuk memilikimotivasi yang kuat apabila ingin sukses dalam proses pemebelajaran yang diikutinya.Terlebih lagi sistem e-learning adalah sistem yang menuntut usaha dari individu, sehinggamotivasi diri haruslah kuat dan datang dari individu tersebut.
2.    Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kataini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiranyangkhas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosimerupakan reaksiterhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembiramendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa,emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.Emosiberkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakansalah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivatorperilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia.(Prawitasari,1995).Emosi memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, termasuk pembelajaran e-learning. Jika para peserta dapat mengadaptasikan dirinya dengan e-learning, maka emosipositif pun dapat muncul, seperti antusiasme tinggi dan kebanggaan atas prestasi yangdiperoleh. Untuk itu, yang diperlukan adalah strategi yang tepat dari sisi pelajar untukmenghadapi kondisi dan situasi dalam e-learning, sehingga akan meningkatkan efek dariemosi positif dan mengurangi efek dari emosi negatif.
3.    Gaya Belajar
Menurut Fleming dan Mills (1992), gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untukmengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untukmendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolahmaupun tuntutan dari mata pelajaran.Macam-macam gaya belajar bisa di ketahui yaitu, gaya belajar kinesteti, gaya belajar Visual,dan gaya belajar Auditori.Gaya belajar Visual, yaitu gaya belajar menggunakan alat penghindraan seperti penglihatanatau mata, belajar dari berbagai gambar, warna, bentuk. Siswa mampu belajar denganmenggunakan gambar atau slide yang ada gambarnya baru siswa mudah memahaminya.
4.    Gaya belajar Kinestetik, yaitu gaya belajar yang menggunakan cara fisik dan melibatkan aktivitasnya secara langsung, biasanya gaya belajar ini menggunakan gerakan tubuh, sentuhan dan merasakannya sendiri, misal pada gaya belajar kinestikan siswa suka dengan olahraga secara langsung atau langsung ke lapangan, siswa belajar dengan tidak bisa tenang selalu ada cara untuk belajar. Gaya belajar Auditori, gaya belajar ini menggunakan alat indera pendengaran, siswa yang mempunyai gaya belajar Auditori ini mengandalkan kesuksesannya dengan menggunakan telinga, misal siswa yang mempunyai gaya belajar auditori suka berdiskusi verbal dan siswa mudah memahami apa yang dikatakan guru memalui pendengarannya. Mengenai gaya belajar, yang perlu diperhatikan adalah sifat dari sistem e-learning yang memberi kebebasan bagi para pesertanya untuk memilih cara belajar yang paling cocok dengan kepribadian pelajar tersebut. Siswa diberi kebebasan untuk memilih gaya belajarnya masing-masing tanpa harus mengganggu siswa lainnya. Hal ini tentunya dapat mendatangkan keuntungan bagi para pelajar. Namun, para peserta harus dapat menjaga dirinya agar tetap disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan konsisten.
Dampak positive dengan adanya teknologi bagi perkembangan SDM
Dampak positive yang kita ambil dalam pemanfaatan system e-learning dilihat menurut psikologi kognitif adalah sebagai berikut. Psikologi kognitif membahas persepsi terhadap informasi,membahas pemahaman tentang informasi, membahas alur pikiran apakah anda menentukan atau tidak. Secara singkat pengertian psikologi kognitif adalah ilmu yang menyelidiki pola pikir manusia. Menurut Sears, dalam psikologi kognitif ada beberapa prinsip dasar, salah satunya adalah: “Individu dapat memperhatikan objek dengan mengamati sesuatu sesuatu sebagai hal yang menyolok (figure) dan yang lain sebagai latar belakang (ground). Biasanya rangsangan yang bergerak, berwama, bersuara, unik, dekat, merupakan figure. Sedangkan rangsangan yang lembut, tidak menarik, tidak bergerak, tidak bersuara, umum, jauh, merupakan ground”.
Internet menyediakan sebuah sarana E-Learning yang dapat mengurangi “kejenuhan & kebosanan” yang banyak melekat pada anak-anak zaman milenial ini. Anak-anak yang sudah terbiasa duduk berjam-jam untuk gadget dan komputernya tidak terbiasa lagi dengan cara belajar konvensional yaitu membaca buku tebal, mendengarkan guru berbicara dan sulit sekali untuk mendapatkan fokus anak-anak untuk serius belajar. Internet membantu hal tersebut dengan memberikan fasilitas e-learning yang punya bermacam-macam fitur, contohnya materi dijelaskan dengan menggunakan figure yang mencolok dan membuat anak tetap tertarik mendengarkan suatu materi belajar. Sebagai contoh, dibuatnya materi berbentuk video kartun, materi diajarkan lewat permainan-permainan menarik dan bisa membantu pemahaman akan materi yang telah disampaikan. Teori belajar yang berasal dari aliran psikologi kognitif ini menelaah bagaimana orang berpikir, mempelajari konsep dan menyelesaikan masalah. Hal yang menjadi pembahasan sehubungan dengan teori belajar ini adalah tentang jenis pengetahuan dan memori. Video yang seorang anak tonton, bisa diulang berkali-kali dan semakin Ia menonton video materi tersebut, ada kemungkinan besar ia akan paham apa yang disampaikan dalam video tersebut.
            Adanya fitur tatap-muka online pun dapat menambah ketertarikan anak dalam belajar. Sang anak akan merasakkan adanya daya Tarik yang berbeda dari yang biasanya Ia dapatkan saat belajar di sekolah. Dengan adanya cara mengajar tatap-muka online, tidak menutup kemungkinan anak akan lebih semangat dan terpacu untuk mengikuti materi yang disampaikan oleh guru karena ia melakukannya menggunakan barang yang disetiap waktunya ia pakai yaitu gadget maupun computer. Adanya pengalaman yang berbeda dapat meningkatkan minat anak dalam menerima materi yang disampaikan oleh sang guru.
Mengenai dampak internet sebagai alat explorasi diri, tentu internet akan bermanfaat jika mampu meningkatkan kehidupan seseorang, dan sebaliknya menjadi penyakit jika membuat kacau kehidupan orang tersebut. Pengaruh buruk akan terjadi jika internet digunakan sebagai sarana untuk mengisolasi diri. Banyak orang tidak sadar bahwa lama-kelamaan menutup diri terhadap komunikasi sosial dengan kebanyakan ngebrowse atau karena internet dapat dipakai sebagai pelarian dari masalah-masalah yang berhubungan dengan kepribadian. Hal itu dapat terjadi karena ada individu yang menampilkan kepribadian yang berbeda pada saat online 11 Universitas Pasundan dengan offline. Motivasi dibalik itu tentu berbeda antara satu orang dengan yang lain. Permasalahan akan rumit jika alasannya adalah karena individu tersebut tidak puas/suka terhadap diri sendiri (mungkin karena rasa minder, malu, atau merasa tidak pantas), menciptakan dan menampilkan kepribadian yang lain seringkali lebih suka pada kepribadian hasil rekayasa yang baru karena tampak ideal. Penulis yakin bahwa teknologi komputer, internet, electronic game akan berpengaruh pada berbagai aspek psikologi. Berbagai aspek yang akan terpengaruh akan diuraikan berikut ini;
1.    Perbedaan kepribadian Manusia Kehadiran komputer dan internet telah mengubah dunia kerja, dari tekanan pada kerja otot ke kerja otak. Implikasinya adalah perbedaan perilaku manusia semakin mengecil. Kini semakin banyak pekerjaan kaum pria yang dijalankan oleh kaum wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.
2.    Perkembangan Kognitif Berbeda dengan menonton televisi yang penontonnya bersifat pasif, internet dan permainan elektronik sangat bersifat interaktif. Internet dan permainan elektronik dapat merangsang pertumbuhan kecerdasan anak-anak dan orang dewasa.
3.    Perkembangan Seksualitas Selain dapat digunakan untuk berpacaran melalui progam internet relay chatting (IRC), internet dapat pula digunakan untuk mengakses gambar dan film porno. Walaupun gambar porno dan cerita porno dapat diperoleh dari berbagai surnber, kehadiran internet semakin menyemarak perolehan pornografi tersebut. Banyak pakar yang berpendapat bahwa rangsangan seksual yang diperoleh anak akan mempercepat proses kematangan seksual (Conger, 1975).
4.    Kecemasan Teknologi Smart products yang dikontrol oleh sistem komputer seperti mobil, rumah, kartu, dan lain-lain akan menjadi sumber stres yang besar bila terjadi gangguan dalam sistem komputernya. Fenomena stres seperti ini yang disebut dengan technostress (Hanson, 1989). Stres karena teknologi adalah salah satu sumber stres dalam kehidupan manusia. Tentu saja banyaknya informasi yang masuk melalui email atau internet dapat pula menyebabkan information overload, dan ini menjadi sumber stres yang lain. Berapa besar dampak stres teknologi ini pada kehidupan manusia, sepengetahuan penulis belum pernah ada studi yang mengidentiflkasinya.
5.    Pola Interaksi Antar Manusia Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah mengubah pola lnteraksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telepon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anakanak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.
6.    Penggusuran Manusia Dalam kehidupan yang digerakkan oleh teknologi informasi (komputer dan internet) kesuksesan hidup di dunia sangat tergantung pada penguasaan pengetahuan, dan kemampuan mengelola emosi, dan kemampuan mengelola hubungan sosial. Banyak pakar berpendapat bahwa kunci sukses untuk mengarungi kehidupan turbulensi perubahannya sangat tinggi, orang harus memiliki empat modal, yakni intellectual capital, social capital, soft capital, and spiritual capital (Ancok, 1998: Ancok, 1999; Nahapiet & Ghoshal, 1998). Persingan dalam kehidupan, baik itu kehidupan bisnis, kehidupan bermasyarakat. maupun kehidupan individual sangat ditentukan oleh kemampuan berinovasi. Untuk bisa berinovasi diperlukan kreativitas yang tinggi dan 14 Universitas Pasundan pengetahuan yang luas. Teknologi informasi telah mengubah dunia kerja, dari kerja yang bertumpu pada otot ke pekerjaan yang bertumpu pada otak. Pekerjaan masa sekarang lebih menuntut karyawan yang berpengetahuan (know ledge workers). Kondisi ini akan membuat jurang sosial antara mereka yang berpengetahuan (know) dan yang tidak berpengetahuan (know-not). Yang tidak memi1iki pengetahuan akan tergusur dari dunia kerja (Tappscott, 1996). Selain itu ada korelasi antara pengetahuan dan kekuasan (power). Mereka yang mempunyai pengetahuan akan memiliki kekuasaan. Sebaliknya mereka yang mempunyai kekuasaan bisa memiliki pengetahuan, karena mereka bisa menggunakan orang yang berpengetahuan untuk kepentingan kekuasaan. Kondisi ini akan membuat jurang sosial yang lain, yakni jurang antara yang memiliki akses pada kekuasaan dan yang tidak memiliki akses pada kekuasaan. Golongan ke dua ini akan termarginalisasi dalam kehidupan. Jurang sosial ini akan menjadi pemicu konflik yang berwujud keresahan sosial.
7.    Kerahasiaan Alat Tes Semakin Terancam Melalui internet dapat memperoleh lnformasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet. Tes yang tersedia dalam internet yang pernah penulis buka antara lain adalah tes asertivitas, locus of control, tes inteligensi emosional, tes kecemasan. Kini semakin sulit untuk merahasiakan alat tes karena begitu mudahnya berbagai tes diperoleh melalui internet. Program tes inteligensi seperti tes Raven, dan Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk. Implikasi dari permasalahan ini 15 Universitas Pasundan adalah tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
ANALISIS DAMPAK NEGATIF MEDIA SOSIAL
Berdasarkan kutipan artikel diatas yang di lansir oleh BBC dampak negatif dari media sosial yaitu:
1.    Stresmenurut Sarafino adalah reaksi atau respon tubuh tergadap stressor psikososial tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam management stress ada yang disebut respressive coping yang merupakan cara menghindari situasi atau pemikiran yang mengingantkan pada sesuatu yang menyebabkan stress dan melihat dari sisi positif nya. Jika media sosial digunakan untuk melampiaskan segalanya justru sering kali membuat diri kita stress. Dibuktikan oleh peneliti dari Pew Research Centerbahwa wanita lebih mengalami stress di banding laki laki dan media sosial yang menjadi penyumbang utama nya adalah twitter. Namun twitter bertindak sebagai mekanisme penanggulangan – dan semakin banyak perempuan menggunakannya, semakin berkurang stres mereka. Terkait pernyataan hal ini dari artikel diatas juga berkaitan dengan social support yang merupakan salah satu management stress yang artinya mendapatkan bantuan dari interaksi dengan orang lain.
2.    Suasana hati atau biasa disebut dengan mood di katakan bahwa hal tersebut menyebar antar org di media sosial. Menurut teori Keseimbangan Kognitif Heider Seseorang cenderung menginginkan teman, orang yang di sukai atau dikaguminya memiliki sikap dan pemikiran yang sama dengan dirinya, begitu juga sebaliknya. Maka dari itu saat cuaca buruk meningkatkan jumlah unggahan negatif sampai 1%, dan peneliti menenmukan bahwa satu unggahan negatif seseorang di kota yang sering diguyur hujan mempengaruhi 1,3 postingan negative lainnya.

3.    Kecemasan yang disebabkan media sosial dengan ditandai perasaan gelisah menurut saya di karena kan banyak masyarakat yang belum paham dengan bagaimana kita menempatkan segala sesuatu yang dikerjakan sesuai porsi nya seperti teori kognitif sosial menurut Bargh (1999) ini bagaimana cara kita berpikir tentang dunia sosial, bagaimana cara kita mencoba untuk memahaminya dan bagaimana cara kita memahami diri kita dan tempat kita di dalam dunia itu.

4.    Depresi hal ini ditemukan dan melibatkan 1700 kasus orang beresiko depresi dan kecemasan mencapai tiga kali lipat diantara orang orang yang paing banyak menggunakan platform media sosial dan Para peneliti menemukan gejala depresi yang lebih tinggi di antara mereka yang dilaporkan memiliki lebih banyak interaksi negatif.Hal ini dapat berkaitan dengan teori jean piaget yaitu Akomodasi yang artinya individu mengubah dirinya agar bersesuaian dengan apa yang diterima dari lingkungannya. Semakin berusaha untuk mengubah dan menyesuaikan diri dengan interaksi yang negative maka hal tersebut bisa saja menyebabkan depresi pada pengguna nya karena tidak sesuai dengan karakter diri nya sendiri.

5.    Tidur kita sebagai pengguna media sosial sering mengalami gangguan tidur ini. Menurut para peneliti bahwa cahaya buatan ini dapat menghambat produksi hormon melatonin pada tubuh yang memudahkan untuk tidur. Dan cahaya biru, yang dipancarkan layar telepon pintar dan laptop dianggap sebagai biang keladinya. Dengan kata lain, jika Anda berbaring di atas bantal pada malam hari dengan mengecek Facebook dan Twitter, tidur Anda akan gelisah.Menurut saya teori jean piaget sangat relevan dalam hal ini yaitu operasional formal yang berfokus pada kedewasaan “Tingkatan perkembangan intelektual manusia mempengaruhi kedewasaan, pengalaman fisik, pengalaman logika, transmisi sosial dan pengaturan sendiri”. Karena masih dalam tahap perkembangan tersebut kedewasaan individu sedang berekembang yang dimana dalam hal ini harus bijak dan dewasa memakai media sosial. Maka dari itu rentang usia yang mengalami gangguan lebih banyak pada usi 18-30 karena semakin bertambah nya umur akan semakin dewasa dengan pengalaman yang jauh lebih banyak juga.

6.    Kecanduan menurut peneliti menulis cuitan mungkin lebih sulit dicegah dibandingkan dengan rokok dan alcohol, kecanduan media sosial tidak termasuk dalam diagnosa manual untuk gangguan kesehatan mental dan jika kecanduan media sosial memang ada, itu akan merupakan sebuah tipe kecanduan internet- dan itu tergolong merupakan sebuah gangguan (kesehatan).Hal ini suatu revolusi luar biasa dalam perilaku manusia, suatu revolusi yang mengubah perilaku manusia. Di dunia yang ganda ini, antara nyata dan maya, peran besar psikologi sosial tertan ang di masa depan. Signifikansi penggunaan dunia augmented, maya ini harus diintegrasikan dalam kajian dunia psikologi sosial. Namun semua nya (dunia maya dan nyata) harus seimbang sesuai dengan teori psiko sosial yaitu Pengaturan sendiri atau ekuilibrasi adalah kemampuan untuk mencapai kembali keseimbangan (equilibrium) selama periode ketidakseimbangan (disequlibrium).  (Matt Jarvis, 2011:143)
7.    Kepercayaan dirimenurut ahli bernama Anthony ( 1992 ) yaitu sikap pada diri seseorang yang dapat/bisa menerima kenyataan, mengembangkan kesadaran diri, berfikir positif, memiliki kemandirian dan mempunyai kemampuan untuk memiliki segala sesuatu yang di inginkan. Sedangkan  Hambly ( 1992 ) berpendapat bahwa kepercayaan diri diartikan sebagai keyakinan terhadap diri sendiri sehingga mampu menagani segala situasi dengan tenang, kepercayaan diri lebih banyak berkaitan dengan hubungan seseorang dengan orang lain. Tidak merasa inferior di hadapan siapapun dan tidak merasa canggung apabila berhadapan dengan banyak orang. Faktor Kepercayaan Diri Menurut Hurlocks (1999) menjelaskan bahwa perkembangan kepercayaan diri pada masa remaja dipengaruhi oleh :
·       Pola asuh yaitu pola asuh yang demokratis dimana anak diberikan kebebasan dan tanggung jawab untuk mengemukakan pendapatnya dan melakukan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya
·       Kematangan usia ;  remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan seperti orang yang hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik.
·       Jenis kelamin terkait dengan peran yang akan dibawakan. Laki-laki cenderung merasa lebih percaya diri karena sejak awal masa kanak-kanak sudah disadarkan bahwa peran pria memberi martabat yang lebih terhormat daripada peran wanita, sebaliknya  perempuan dianggap lemah dan banyak peraturan yang harus dipatuhi
·       Penampilan fisik sangat mempengaruhi pada rasa percaya diri, daya tarik fisik yang dimiliki sangat mempengaruhi dalam pembuatan penilaian tentang ciri kepribadian seorang remaja,
·       Hubungan keluarga; remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasi diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Apabila dalam keluarga diciptakan hubungan yang erat satu sama lain, harmonis, saling menghargai satu sama lain dan memberikan contoh yang baik akan memberikan pandangan yang positif pada remaja dalam membentuk identitas diri.
·       Teman sebaya; Teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara ; pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman – teman tentang dirinya, dan kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok. Anthony ( 1992 ) mengemukakan ciri-ciri orang yang kurang percaya diri agar anda yang memiliki ciri berikut bisa mengubah setidaknya satu atau dua point agar lebih bisa percaya diri, yaitu : Cenderung merasa tidak aman.
1) Tidak bebas,
2) Ragu-ragu,
3) Mebuang waktu dalam mengambil keputusan,
4) Perasaan rendah diri,
5) Kurang cerdas,
6) Cenderung menyalahkan lingkungan sebagai penyebab bila menghadapi suatumasalah.
Kepercayaan diri sangat penting bagi setiap individu, tetapi jika setiap individu terlalu banyakmenggunakan e-learning untuk pembelajaran maka kepercayaan individu itu menurun, karenakurang bersosialisasi dengan orang lain atau tatap muka dengan banyak orang, karna dampaknegative dari penggunakan e-learning terlalu sering ini akan menurunkan kepercayaan diriseseorang, akibatnya individu yang terlalu serng menggunakan e-learning ini ketika bertemudengan individu lain akan merasa cemas, tidak bebas dsb,
8.    Kesejahteraan Jiwa Menurut Ramos (2007) kesejahteraan psikologis adalah kebaikan, keharmonisan, menjalin hubungan baik dengan orang lain baik antar individu maupun dalam kelompok. Berger (2010) Menjelaskan kesejahteraan psikologis ditempat kerja adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki motivasi, dilibatkan dalam pekerjaannya, memiliki energi positif, menikmati semua kegiatan pekerjaannya dan akan bertahan lama pada pekerjaannya. Raz (2004) menambahkan bahwa menjalankan kegiatan sepenuh hati dan sukses dalam menjalin hubungan dengan dengan orang lain merupakan makna dari kesejahteraan psikologis, dengan kata lain sumber dari kesejahteraan psikologis adalah menemukan makna dalam hidupnya. Dimensi Kesejahteraan Psikologis Menurut Ryff dan Keyes (1995) pondasi kesejahteraan psikologis adalah individu yang secara psikologis mampu berfungsi secara positif (Possitive psychological functioning). Dimensi individu yang mempunyai fungsi psikologis yang positif yaitu:

1.    Penerimaan diri (Self-acceptance) Ini merupakan ciri utama kesehatan mental dan merupakan karakteristik utama dalam aktualisasi diri, berfungsi optimal dan kematangan. Penerimaan diri yang baik ditandai dengan kemampuan menerima diri apa adanya. kemampuan tersebut memungkinkan seseorang untuk bersikap positif terhadap diri sendiri dan kehidupan yang dijalaninya. Menurut Ryff (1989) hal tersebut menandakan kesejahteraan psikologis yang tinggi.
2.    Hubungan Positif dengan orang lain (Positive relation with others)Ini juga menekankan adanya kemampuan yang merupakan salah satu komponenkesehatan mental yaitu kemampuan untuk mencintai orang lain.Kesejahteraan Jiwa memiliki peranan penting dalam seorang individu, e-learning memilikidampak negative akan hal ini, karna privacy seorang individu akan tersebar luas di media sosialbanya orang karna yang sifatnya public, individu yang terlalu ketergantungan akan e-learningakan sangat membahyakan dirinya sendiri, karna privacy dirinya akan tersebar luas di mediasosial.
9.    Hubungan Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Adapun Basrowi (20015) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok, maupun orang dengan kelompok manusia. Bentuknya tidak hanya bersifat kerjasama, tetapi juga berbentuk tindakan, persaingan, pertikaian dan sejenisnya. Gerungan (2006) secara lebih mendalam menyatakan interaksi sosial adalah proses individu satu dapat menyesuaikan diri secara autoplastis kepada individu yang lain, dimana dirinya dipengaruhi oleh diri yang lain. Individu yang satu dapat juga menyesuaikan diri secara aloplastis dengan individu lain, dimana individu yang lain itulah yang dipengaruhi oleh dirinya yang pertama. Kurangnya hubungan sosial, mengakibatkan subjek susah dalam memanajemen waktu, mengakibatkan subjek susah tidur atau insomnia, mengalami terganggunya interaksi sosial dilingkungan masyarakat dan dari kehadiran internet akan berdampak pada penurunan prestasi belajar bagi para pelajar dan mahasiswa, serta tidak optimalnya para pekerja saat sedang bekerja. penggunaan internet dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan seseorang mengabaikan kehidupan nyatanya yang disertai dengan: penurunan prestasi kerja, waktu tidur yang tidak teratur,nafsu makan yang menurun,menurunnya rasa ketertarikan untuk berinteraksi dilingkungan sosial secara langsung.
10.Iri (Kecemburuan Sosial) Anilisis Gordon Alport (1958) tentang parasangka atau kecemburuan sosial akibat adanya pelapisan sosial yang dikenal dengan beberapa pendekatan antara lain :
1.    Pendekatan Historis. Pendekatan historis didasarkan atas teori pertentangan kelas, yaitu konflik antara kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah. Pertentangan kelas itu diwarnai oleh kondisi saling menyalahkan, timbulnya prasangka dan kecemburuan sosial. Contohnya prasangka orang kulit putih terhadap ras negro, yang secara historis dipengaruhi oleh budaya “Tuan” dan “Budak”.
2.    Pendekatan Kepribadian (psikologis).Pendekatan kepribadian (psikologis) menyatakan bahwa prasangka dan kecemburuansosial sosial diakibatkan oleh keadaan frustasi yang mendorong tindakan agresif.Menurut teori ini tindakan agresi, prasangka, dan frustasi lebih ditentukan oleh tipekepribadian seseorang akibat proses sosialisasi yang keliru terhadap lingkunganmasyarakatnya.c. Pendekatan Fenomenologis.Pendekatan fenomenologis menyatakan bahwa prasangka dan kecemburuan sosialdipengaruhi oleh bagaimana individu memandang masyarakat dan lingkungannya,sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka dan kecemburuan sosial. Menurutteori ini terjadinya pelapisan sosial, perbedaan kemampuan, dan tindakan individumerupakan gejala-gejala yang bersifat fenomenal atau bersifat umum.Banyak kasus- kasus perampokan, hingga pembunuhan yang dilatarbelakangi dari kecemburuansosial karena tidak memiliki uang untuk memenuhi biaya kehidupan keluarga. Dalam kasusberpacaran, muncul rasa ingin memiliki pacar lebih dari satu.
11.Kesepian Santrock (2002) juga mengatakan bahwa kesepian adalah ketika merasa bahwa tidak seorang pun memahami dengan baik, merasa terisolasi, dan tidak memiliki seorang pun untuk dijadikan pelarian, saat dibutuhkan atau saat stress. Menurut Baron dan Bryne (dalam Rara Oktaria, 2006) orang yang kesepian cenderung untuk menjadi tidak bahagia dan tidak puas dengan diri sendiri, tidak mau mendengar keterbukaan intim dari orang lain dan cenderung membuka diri mereka baik terlalu sedikit atau terlalu banyak, merasakan kesia- siaan (hopelessness), dan merasa putus asa. Sedangkan menurut Robinson (dalam Rara Oktaria, 2006) menyebutkan bahwa orang yang kesepian merasa terasing dari kelompoknya, tidak merasakan adanya cinta disekelilingnya, merasa tidak ada yang peduli dengan dirinya dan merasakan kesendirian, serta merasa sulit untuk mendapatkan teman. Jenis-jenis Kesepian Menurut Robert Weiss dalam (David O. Searts, Jonathan L. Freedman & L. Anne Peplau, 1985) membedakan dua tipe kesepian, berdasarkan hilangnya ketetapan sosial tertentu yang dialami oleh seseorang:
1.    Emotional Loneliness (kesepian emosional) timbul dari ketiadaan figur kasih sayang yang intim, seperti yang bisa diberikan oleh orang tua kepada anaknya atau yang bisa diberikan tunangan atau teman akrap kepada seseorang
2.    Social Loneliness (kesepian sosial) terjadi bila orang kehilangan rasa terintegrasi secara
sosial atau terintegrasi dalam suatu komunikasi, yang bisa diberikan oleh sekumpulan teman atau rekan kerja. Kesepian dalam diri individu yang terlalu banyak menggunakan e-learning berdampak buruk, ia akan terus menerus menggunakan media sosialnya untuk berkomunikasi dengan temannya atau individu lainnya. Tetapi semakin dia sering menggunakannya dia akan selali sendiri dan merasa kesepian. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kesepian merupakan suatu keadaan mental dan emosional seperti desperation (putus asa), impatient-boredom (tidak sabar dan bosan), self-deprecation (mengutuk diri), dan depression (depresi).
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, Fitria dan Abdullah, Ahmad Zakki. 2017. KOGNISI SOSIAL MELALUI SITUS JEJARING YOUTUBE PADA KOMUNITAS ONLINE (STUDI KASUS PADA KOMUNITAS ONLINE LINKPICTUREID). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Jurnal Komunikasi. Vol. 9, No. 2, Desember 2017, Hal 137 – 150
https://epsikologi.com/psikologi-sosial/(diakses pada 25 Maret 2020)
 “TEORI-TEORI DALAM PSIKOLOGI SOSIAL”, 2017(diakses pada 25 Maret 2020)
Ibda, Fatima. 2015. PERKEMBANGAN KOGNITIF: TEORI JEAN PIAGET. Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar-Raniry. INTELEKTUALITA – Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015
Soeparno, koentjoro. 2011. SOCIAL PSYCHOLOGY: THE PASSION OF PSYCHOLOGY.fakultas psikologi universitas gadjah mada. BULETIN PSIKOLOGI VOLUME 19, NO. 1, 2011: 16 – 28

KELOMPOK :
•K A R T I K A    S U C I
•P U T R I E   N U R U L   A U L I A    H I Z N Y
•S H O H A I B A T U L    A S L A M I Y A H
•T E R E S A    K I S E K I     D I N A S T H A   P A N J A I T A N
•T Y A N A    C I N T Y A    D E W I


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prosemik (Jarak Sosial & Jarak Publik)

Analisa Kasus Etika Menggunakan Internet

Tugas II INDIVIDU : APLIKASI KOMPUTER 2B